Kamis, 12 Desember 2019

Mengomentari, pernyataan Bupati Mimika Eltinus Omaleng yang tidak manusiawi, di media Salamapapua.com

Doc.foto pribadi



Oleh: Yesaya gobay


Mengomentari/ menanggapi, pernyataan Bupati Mimika Eltinus Omaleng yang tidak manusiawi, di media Salamapapua.com senin 9/12,

Dalam media salam papua

Baca ini:http://www.salampapua.com/2019/12/banyak-generasi-papua-yang-tpm-opm.html?m=1

Bupati mimika Oleng mengungkapkan alasan demi pemekaran secara tidak mendidik/manusiawi, mementingkan diri sendiri dan meyalahkan orang kiri kanan seperti judul yang tertera
 tersebut dan tidak melihat realitas yang ada

"Katan eltinus: Banyak generasi papua yang tpm opm karena tidak kerja, Bupati mimika saya akan mekarkan papua tenggah"





Lanjut alasan "Eltinus omaleng, bupati mimika: "Mengatakan bahwa kenapa saya pertahankan mimika jadi ibu kota pemekaran, karena saya melihat anak anak dua suku besar Amungme dan kamoro tidak pernah cari kerja di daerah lain dan dari mereka banyak yang belum dapat pekerjaan, ungkap bupati mimika senin 9/12".

Saya rasa itu bukan alasan yang tepat untuk mendatang pemekaran provinsi papua tenggah juga ibu kota di timika.

Karena Masyarakat di timika lebih khususnya masyarakat Amungme dan komoro juga tauh bahwa di timika itu bukan lagi tidak ada lahan pekerjaan tetapi banyak sekali lahan pekerjaan dan  yang harus di kerjakan entah itu masyarakat maupu generasi penerus papua di timika.

Kami bisa melihat dan sebagai intelektual kami bisa berfikir bahwa  Alasan bupati seperti itu bukan mensejahtrakan rakyat timika(Amungme dan kamoro) atau masyarakat papua pada umumnya tetapi mementingkan perutnya saja

Alasan tersebut tidak manusiawi karena lapangan pekerjaan lebih khusus di timika memiliki lahan pekerjaan yang banyak  juga melebihi dari setiap kabupaten yang ada di papua tetapi pemeritah selama ini buta dan tidak melihat masyarakat timika dan generasi papua yang ada di timika selama ini, mereka hanya membutuhkan orang pendatang bahkan mereka pulah memperhatikan orang migran sedangkan masyarakat asli tidak di perhitungkan.

Timika juga punya Pt freeport yang menghidupkan berbagai negara di luar sana dan juga di freport juga mempuyai banyak lahan pekerjahan yang harus generasi papua di perhitungkan namun semua itu hanya orang pendatang yang di perhitungkan dan di lihat.

Jagan memakai alasan yang tidak tidak, alasan tersebut atau ungkapan tersebut  tidak masuk di logika sama sekali karena beberapa minggu yang lalu juga Masyarakat akar rumput mimika yang mengatasnamakan, "Forum Kepedulian Alam Dan Manusia (FKAM) Telah melakukan aksi mimbar bebas di honai lemasa Demi Menolak pemekaran profinsi papua tenggah di timika"

Dalam hal ini juga bupati Omaleng telah menuduh, dan mengabil alasan dan meyakinkan publik dengan suara munafik yang ia keluarkan, ia sembarangan menggungkapkan bahwa generasi mudah terlibat TPNB/OPM demi mendatangkan pemekaran dan sebagai ibu kota di timika.

Saya intelektual yang lagi menggangur di kota timika  menekankan bahwa generasih papua di timika bukan karena tidak ada lapangan pekerjaan dan masuk TPNB/OPM tetapi sekarang ini mereka lagi di anggap sebalah mata oleh pemerintah, mereka terlantar di pinggiran jalan kota timika, selama ini kami mengganggap pemeritah tidak memerhati kan serius bagi generasi penerus.

Jikalau mereka gabung denganTPNPB/OPM juga tidak jadi di persoalkan karena TPNPB/OPM adalah orang tua pertahaan militer west papua yang ada di hutan belantara untuk menjaga tanah papua agar tidak di curi oleh orang

Sekali lagi bupati mimika jaga menggambil alasan yang tidak masuk di logika sama sekali demi pemekaran provinsi ini

"Catatan ini sebagi kometar terhadap pernyataan bupati mimika"

Kamis, 12/12/2019

Mahasiswa universitas udayana (unud) denpasar bali

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda